Sabtu, 23 Mei 2015

Sahabat

Sahabat...
Maaf aku tidak bisa menjadi apa yang kau inginkan
Namun, aku selalu menjadi yang kau benci
Aku tidak tau dimana letak salahku
Dan bagaimana aku harus berbuat.

Sahabatku...
Yang harus kamu tau
kalianlah yang terbaik untukku
Tak ada niat sedikitpun untuk
Mencari pengganti kalian

Sahabatku...
Apakah kamu mengerti?
Bagaimana usahaku untuk berubah
Ya, berubah demi kalian
Berubah seperti apa yg kalian minta

Sahabatku...
Apakah kamu sadar?
Aku tak pernah meminta dirimu sadar
Sadar apa yg aku rasakan
Sadar bagaimana susahnya aku menjadi yang kau minta

Namun sahabatku...
Hanya satu yang ingin ku katakan
Aku bahagia mempunyai kalian.

Selasa, 23 September 2014

I don't know what the title...

Ya, tepat hari ini hari ulang tahunku. Tanggal 18 september 2014 umurku telah menginjak 16 tahun. Mungkin tanggal inilah hari paling bahagia dalam hidupku. Tapi semua tidak sesuai kenyataan. Ingin rasanya aku tak melewati hari ini. Semua karena kamu. Tepat 5 hari yang lalu kau mengakhiri semuanya. Hubungan kita telah berakhir. Kesabaranku selama ini kau pandang sebelah hati. 9 bulan lebih kita menjalani semuanya bersama. Apakah itu semua hanya karena paksaan? aku berharap semua hanya mimpi. Aku sudah bilang, aku tidak akan bisa menodai hubungan ini dengan kata "putus". Tulus yang aku rasain. Dan semua terbukti kan?

Mengapa kita harus bertemu jika semuanya harus berakhir dan akhirnya kita dipisahkan? Aku yang harusnya lelah, bukan kamu. Kenangan kita terlalu banyak untuk dihapus. Menyimpan sendiri itupun membuatku rapuh. Telah banyak cara yang aku lakukan agar aku bisa berada dalam pelukmu kembali. Aku rela membuat diriku sendiri sakit, lelah supaya kau bisa memberikan perhatiamu. Tapi ternyata? Aku tidak berhenti sampai situ. Aku bingung dengan hati ini. Ingin aku melepaskanmu, tapi aku jujur tak sanggup, sangat tidak sanggup. Namun telah lelah hati ini untuk kembali. Andai waktu bisa ku putar, dan semua yang terjadi dapat direkayasa aku ingin membuat sesuatu yang indah yaitu selalu bersamu. Banyak yang mengatakan tentang perubahanmu saat ini. Aku lelah mendengarkannya. Aku bingung harus percaya atau tidak.




Orang yang aku sayang, yang aku cinta. Dengarkan aku. Dengarkan tangis hati ini. Pernahkah kamu tau apa yang aku rasakan? Pernahkah kamu menghargai kesabaranku? Pernahkah kamu menilai semua yang aku lakukan untukmu demi apa? Terlalu munafik jika aku berpura-pura diam dan kuat. Jujur setiap waktu aku menangis. Ingin rasanya aku menamparmu, memakimu, marah padamu. Tapi semua rasa itu telah tertutup oleh rasa sayangku kepadamu.

Jika dari awal kamu tidak cinta, tidak sayang. Katakan. Jangan biarkan sejauh ini kita melangkah bersama dengan paksaan hati. Jujur itu memang menyakitkan. Tapi itu sesuatu yang sebenarnya. Bicara tentang kenangan. Semua tak mungkin terlupakan. Jatuh bangun kita bersama berjalan.
Di hari ini aku hanya meminta agar kamu selalu hadir dalam hidupku apapun peranmu nanti di hidupku. Agar aku bisa selalu didekatmu, menjagamu dari jauh meskipun aku tak berhak untuk memilikimu kembali. Kamu bilang biarkan yang lalu yasudah berlalu. Tapi kenapa sampai sekarang kamu masih menganggap yang lalu juga yang sekarang?

Mungkin dihatimu aku sudah digantikan oleh orang lain. Mungkin aku tau siapa dia. Kenyataan itu membuatku menangis. Ini aku yang sebenarnya. Cengeng. Karena cintaku tulus padamu.
Mungkin aku terlalu banyak berharap dan bermimpi. Aku benci hari ini. Aku berharap semua ini hanya bercanda dan kamu berkata "surprise". Tuhan, itu tidak mungkin. Mungkin kebahagiaanmu sudah kamu temukan saat kamu meninggalkanku. And i don't know why?

Jika aku boleh meminta di hari ulang tahunku ini aku hanya ingin kamu hadir dalam hidupku. Tak peduli tak ada hadiah, tak ada ucapan. Aku hanya ingin engkau hadir disini. Menemaniku. Tapi semuanya hanya harapan semata.
Dan ternyata dugaanku salah. Hadiah terindah di umurku yang ke 16 tahun ini adalah aku dipercaya oleh semua temanku dan senior untuk menjadi ketua Ambalan arjuna srikandi.

Ini hanya sebagian kecil cerita sedihku. Butuh airmata yang cukup banyak untuk menceritakan ini. Dengan sia-sia airmata itu mengalir. Selama hampir 10 bulan ini apa saja yang telah kita lakukan? Segampang itukah?


Sekarang saatnya aku bangkit dan aku sadar bahwa teman adalah segalanya. Berharap jodoh itu datang dan yang jelas jodohku itu bukan kamu.Sudah waktunya untuk berhenti terpuruk. Masih banyak yang harus difikirkan. I'm strong girl :)

Selasa, 19 Agustus 2014

Merindukanmu...

Aku rindu menghabiskan waktu bersamamu.. Aku rindu saat kita berkata waktu ini terlalu cepat untuk kita melalui waktu bersamamu.. Aku rindu saat kita bilang cinta, mencintai kekurangan maupun kelebihan kita.. Aku rindu saat kita ada masalah dan kita selesaikan dengan pemikiran dewasa. Karena kita tak bisa terlalu lama berjauhan dan dipisah oleh masalah..
Aku rindu saat kita mengakhiri malam dengan sebuah pelukan, ciuman dikening walaupun hanya di pesan singkat dan kita selalu membayangkan tentang masa depan kita, masa depan yang kita harapkan
Agar selalu bersama, selalu menjaga, selalu percaya, selalu ada dan selalu berkomunikasi Aku rindu ketika kita saling menyuapi, walaupun lapar kita selalu berbagi.. Aku rindu saat kita berkeliling kota hanya karena kita tak ingin saling pisah aku rindu semua tentang kamu.. Semua tentang kita.. Mengapa semuanya berubah begitu saja? Secepat itukah? Aku selalu mencoba untuk berdiri, bertahan, walaupun aku lelah dan terjatuh aku mencoba bangkit
Bangkir demi cinta, cintaku ke kamu..
Apakah kurang semua yang aku lakukan untukmu?
Bolehkah aku berharap dan bermimpi untuk selalu bersamamu? Karena jauh darimu aku hancur..
apabila memang kita tidak jodoh aku hanya ingin kita baik-baik saja..
Biarkan cinta yang pernah tumbuh pada hati kita tetap ada di dasar hati.. Aku hanya ingin memperbaiki semuanya.. Bukan mengakhiri.. Apabila kau mencari yang setia, yang sanggup bertahan aku akan mengangkat tanganku setinggi mungkin
Apabila kau mencari yang cantik dan sempurna orang itu bukan aku..

Tentang aku, dia, dan masalalu...

Mungkin pernah suatu ketika kita memutuskan untuk tidak lagi mengingat semuanya yang telah kita lewati bersama. Memutuskan ikatan hati yang telah kita satukan bersama-sama. Membuang semua harapan jauh di angkasa. Namun apakah aku salah bila aku merindukanmu? Mungkin saat ini aku tidak bisa memiliki sesuatu yang dapat aku miliki saat aku masih bersamamu. Ya, saat ini aku ingin bertemu denganmu. Membaca semua buku kenangan bersamamu walaupun hanya 3600 detik saja. Tetapi aku sadar sekarang kita mempunyai masa depan sendiri sendiri. Apa susahnya seorang "mantan pacar" menjadi seorang sahabat? Aku sadar kau telah jauh pergi membawa sebagian kenangan bersamaku. Aku bahagia pernah memilikimu. Aku sadar cinta ini telah datang terlambat. Aku akan selalu merindukan masa-masa bersamamu itu masalaluku...

Sepucuk surat dan setetes airmata

Sebuah surat dari seorang Sahabat...
Sahabat sejati, yang sangat ku sayangi..



Untuk sahabatku...
Yang selalu mewarnai hidupku..

Aku akan selalu menyayangimu walaupun aku tidak tercipta untuk menjadi pasangan sehidup sematimu. Aku hanya tercipta dan hidup untuk melindungimu sebagai sahabat. Sahabat sejati. Aku akan selalu melindungimu dimanapun kamu berada. Walaupun jika nanti aku tak bisa disampingmu dan menemanimu, aku akan selalu menjagamu meskipun kamu tak sadar itu. Aku bahagia pernah mengenalmu. Aku bahagia kau telah hadir sebagai warna di dalam hidupku. Memang rasa ini hanya rasa sayang kepada sahabat, nggak akan kebih dari itu. Aku sangat paham perasaanmu. Pernah mengenalmu adalah sesuatu hadiah terindah dalam hidupku. Andai aku bisa meminta, izinkan aku merasakan bersama cinta pertama ku. Yaitu kamu. " kamu adalah wanita yang sabar dan tegar yang pernah aku kenal. Senyummu menyebar dimana-mana. Itu alasan mengapa aku takut jauh darimu "

-----------------------------------

Searang kau telah pergi dan menghilang. Kamu pergi...
Maaf... Karena sampai kapanpun aku nggak bisa menerima perasaan yang lebih seorang Sahabat,
karena kamu diciptakan untukku hanya untuk Sahabat, nggak lebih dari itu.
Tapi aku selalu menyayangimu sampai kapanpun...
Tunggu aku di surga Sahabat...

Selasa, 12 Agustus 2014

Biarkan...

Biarkan...
Biarkan aku hanyut dalam tangis
biarkan aku hanyut dalam kesedihanku
biarkan aku sakit dalam nasibku
biarkan aku membenci hidupku
biarkan aku mencaci takdirku
biarkan semua ini berlalu
hanyut bersama ombak di lautan
karena aku percaya setelah hujan
pasti ada pelangi, yaitu kau......

Selasa, 22 Juli 2014

Serpihan hati yang berbicara ...

Langkah kaki tak lagi sama, nafas asmara seakan reda, impian lalu tak lagi indah, rindu menjelma terasa hampa dan resah. Saat kita saling jauh. Aku rindu kau saat kau selalu menghubungiku. Kau paling takut jika aku kesal, aku marah, aku galau, jika aku tidak ada kabar. Tapi sekarang? Aku rindu kau yang selalu mengucapkan "hati-hati dijalan, jangan tidur. Jangan nakal" aku selalu menantikan hal itu, tapi apa? Aku rindu kau yang selalu membuatku tertawa, mencubit pipiku, menggigit ujung jari tanganku, tapi sekarang?
Aku tak tau apa yang salah dari diriku. Sudah aku perjuangkan semuanya. Tapi tanpa hasil. Aku kira setelah aku nunjukin rasa sayang aku saat kamu ulang tahun kamu akan berubah. Malam saat bertambah usiamu aku ikut berdo'a untuk yang terbaik buatmu. Tapi kenyataannya? Lelah hati yang aku rasakan. Aku sudah berusaha mengungkapkan ini, tapi aku selalu ragu. Ragu akan kau yang bisa berubah saat aku mengatakannya. Harus apa lagi yang aku lakukan?

Aku rindu kata-kata sayangmu. Aku rindu pelukanmu meski kau tak pernah memeluku di dunia nyata. Aku rindu ciumanmu meski aku tak tau itu mimpi atau hanya aku yang tidak sadar. Hari itu kau sangat menyanyangiku. Kamu memang tidak bisa jadi apa yang aku mau dan aku harapkan. Begitupun juga aku. Namun cintaku melebihi segalanya. Segalanya yang aku punya. Cintaku ke kamu memang telah membuatku buta. Apakah yang kau rasakan sekarang? Bolehkah aku memintamu untuk mengucapkan sayang padaku, cium dikeningku, pelukan untukku? Dan juga senyummu? Dan juga semua yang bisa merubah segalanya menjadi seperti dahulu? Aku memang posesif, sensitif, dan itu membuatmu risih. Ada saatnya kita berada di titik jenuh dan bosan pada kekasih. Tapi itu belum sama sekali aku rasakan padamu. Aku tak pernah berdusta apapun padamu. Ini sungguhan! Mungkin sekarang kau berada di titik itu. Ingin aku hapus semuanya. Semua yang membuatku sedih dan menangis. Aku ingin memperjuangkan semuanya. Sudah jelas seharusnya bukan aku yang harus berjuang di kisah ini. Dan ikut berperang dalam hati, semakin teriris, semakin lemah. Namun hanya satu kesimpulan di tulisan ini. Yaitu PERCAYA BAHWA AKU MASIH MENYANYANGIMU. KAU YANG APA ADANYA :')

Disini aku duduk terdiam menunggu telepon dan sms darimu. Iya, duduk sendirian. Semua sms aku lewati dan hapus tanpa aku baca satu persatu. Begitu indahnya menunggu. Dan betapa bahagiannya mendapat kabar darimu. Jika tak ada kabar? Aku tak bisa makan. Seenak apapun makanan itu aku tak ada nafsu jika kau tak ada kabar. Padahal itu bisa membunuhku secara perlahan. Lambungku hampir tak berfungsi. Untuk tidur saja susah. Aku memang berlebihan karena cintamu. Aku masih ingat setiap malam saat aku akan tertidur, kau selalu mengucapkan "telpon aku kalau kebangun malam-malam". Tapi sekarang apa? Jangankan malam. Disaat kau tak ada pekerjaan pun enggan mengangkatnya. Aku hanya ingin 1 hari saja mengulang semua hal indah bersamamu. Sebelum semuanya ditakdirkan untuk berakhir. Aku tak ingin semuanya terjadi. Semoga sabarku dapat merubah segalanya yang telah musnah. Aku mencintaimu melebihi apapun. Apapun itu yang bisa membuatku senang. Aku berharap hanya kau satu-satunya yang bisa membuat hidupku jauh lebih lama.

Dahulu kau selalu bilang "senyummu, cantikmu, kamu nggak item". Tapi aku sadar mungkin itu semua dusta. Aku tak secantik nabilah JKT48 yang selalu kamu agung-agungkan. Yang bisa menggeser posisiku difikiranmu. DP BBM sudah kamu ganti, Wallpaper juga. Memang kesannya simple. Tapi dihatu menusuk kedalam hingga menembus rusuk.

Apalagi disaat aku menunggumu pulang sekolah. Kau selalu sibuk dengan game atau video terbarumu yang jauh bisa membuatmu tertawa dengan lepas. Aku menunggu di depan kelas. Menengok kiri, menengok kanan, mendengarkan suara derap langkah dan saat itu aku berharap kamu segera datang menemuiku. Tapi apa mau dikata? Kenyataannya bukan kamu. Saat kau tiba seakan kau tidak merasa bersalah sedikitpun. Seharusnya waktu itu aku marah! Aku kecewa! Tapi semuanya musnah setelah aku melihat senyummu. Apakah cinta setega itu? Tidak!

Apakah kau tidak memikirkan perasaanku? Disaat kau berkata "tak usah mencemaskanku, memikirkanku, menghawatirkanku, karna aku tak bisa membahagiakanmu seperti orang lain" apakah itu semakin membuatku senang? Tidak sedikitpun. Itu hanya membuatku menangis. Kau membuatku semakin merasa bahwa aku terlalu banyak menuntutmu. Bukan mulut tetapi serpihan hati yang berbicara.